Mapala Pro Justicia Kenalkan Sandi Save Trenggiling dalam Penyematan Slayer Calon Anggota Baru

Mapala Pro Justicia Kenalkan Sandi Save Trenggiling dalam Penyematan Slayer Calon Anggota Baru

Projusticia.id - Suasana sore di halaman Fakultas Hukum Universitas Asahan pada Selasa (14/10/2025) sore, terasa berbeda. Di bawah langit yang mulai jingga, sembilan calon anggota Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup Pro Justicia resmi menerima slayer, simbol kehormatan dan tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga besar Mapala Pro Justicia.

Namun, ada yang menarik dari prosesi penyematan kali ini. Di sela kegiatan sederhana tapi penuh makna itu, para anggota memperkenalkan sebuah sandi baru yang mereka sebut “Save Trenggiling”. Sebuah isyarat tangan membentuk huruf T yang kini menjadi simbol kepedulian terhadap satwa dilindungi, khususnya trenggiling.

Menurut Ketua Umum Mapala Pro Justicia Teguh Sangkot Hasibuan, isyarat ini menyerupai gestur “pelanggaran berat”, namun bukan tanpa alasan.

“Kami sengaja memilih bentuk itu sebagai pengingat bahwa menyakiti atau memperjualbelikan satwa langka dan dilindungi adalah pelanggaran serius, bukan sekadar kesalahan kecil,” ujarnya dengan nada tegas namun bersahabat.

Sebagai organisasi mahasiswa pecinta alam yang bernaung di bawah Fakultas Hukum, Mapala Pro Justicia memang punya cara unik untuk menyuarakan pesan lingkungan. Mereka tak hanya fokus pada petualangan dan kegiatan alam bebas, tapi juga mengaitkannya dengan nilai keadilan dan kesadaran hukum.

Sandi Baku Save Trenggiling lahir dari keprihatinan mereka terhadap maraknya perburuan dan perdagangan satwa dilindungi di Sumatera Utara. Beberapa waktu lalu, Kabupaten Asahan sempat dihebohkan dengan kasus perdagangan 1,2 ton sisik trenggiling yang mengundang perhatian dunia internasional.

“Sebagai mahasiswa hukum, kami merasa terpanggil untuk tidak hanya bicara di dalam kelas. Kami ingin nilai-nilai keadilan itu juga hidup di alam, karena lingkungan juga punya hak untuk dilindungi,” tambah salah satu senior Mapala.

Penyematan slayer bukan sekadar seremoni, tapi awal dari perjalanan panjang menjadi bagian dari keluarga Pro Justicia. Bagi sembilan calon anggota baru itu, simbol kain di leher mereka bukan hanya tanda diterima, tapi juga amanah.

Ritual sederhana ini diiringi dengan nyanyian khas Mapala dan beberapa yel semangat. Tak ada kemewahan, tak ada sorotan kamera berlebihan, tapi terasa betul bahwa yang tumbuh di situ adalah solidaritas dan rasa cinta terhadap bumi.

Posting Komentar

Jangan tinggalkan apapun, kecuali jejak.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak