Projusticia.id - Halo teman-teman Pro Justicia! Apakah kalian tahu bahwa di Indonesia terdapat ratusan jenis satwa yang dilindungi? Ya, sebanyak 236 jenis satwa masuk dalam daftar yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Daftar ini mencakup mamalia, burung (Aves), reptilia, hingga hewan laut seperti pisces dan bivalvia. Setiap jenis satwa memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sayangnya, ancaman terhadap keberadaan satwa ini terus meningkat, baik karena perburuan liar maupun perdagangan ilegal.
Kenapa Satwa Dilindungi Harus Dibiarkan Hidup Bebas?
Sebagai pencinta alam, kita perlu paham mengapa memelihara satwa liar, terutama yang dilindungi, adalah tindakan yang bisa merugikan banyak pihak. Tidak hanya berbahaya bagi satwa itu sendiri, tetapi juga berdampak pada lingkungan dan manusia. Yuk, kita bahas beberapa alasan kenapa kita harus menjaga satwa-satwa ini tetap di alam liar!
1. Risiko Penyakit Menular dari Satwa Liar
Memelihara satwa liar yang dilindungi dapat menghadirkan risiko kesehatan yang serius bagi pemiliknya dan keluarga. Satwa liar sering kali membawa penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Contohnya seperti flu burung, anthrax, rabies, dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penyakit-penyakit ini tidak selalu menunjukkan gejala pada satwa yang terinfeksi, sehingga kita mungkin tidak menyadari ancaman yang ada. Bahkan, walaupun satwa tersebut terlihat jinak dan sehat, mereka tetap dapat menularkan penyakit berbahaya. Bayangkan saja, tinggal dengan hewan yang terlihat lucu tapi bisa menjadi sumber penularan penyakit serius bagi keluarga.
2. Memelihara Satwa Liar: Sama dengan Menyiksanya
Satwa liar dilindungi bukan hanya karena mereka terancam punah, tetapi juga karena mereka memiliki kebutuhan khusus yang sulit dipenuhi oleh manusia. Kebutuhan makanan, ruang hidup, dan interaksi sosial satwa liar sering kali tidak dapat dipenuhi di lingkungan buatan. Sebagai contoh, banyak satwa liar yang membutuhkan habitat yang luas dan makanan alami yang tidak dapat ditemukan dalam kandang sempit atau pakan buatan.
Ketika satwa liar dipaksa hidup di luar habitatnya, mereka sering mengalami stres, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. Kurangnya akses terhadap makanan yang sesuai atau lingkungan yang tepat juga bisa mengarah pada penyiksaan tidak langsung, meskipun kita tidak berniat menyakiti mereka.
3. Gangguan bagi Lingkungan Sekitar
Memelihara satwa liar tidak hanya berdampak pada si hewan, tetapi juga bisa menjadi gangguan bagi masyarakat. Satwa liar cenderung bersuara keras dan membuat bising, terutama pada malam hari. Misalnya, beberapa jenis burung besar yang biasanya hidup di alam terbuka mungkin akan berkicau sepanjang malam karena merasa tertekan di lingkungan tertutup. Hal ini tentu saja bisa mengganggu tetangga sekitar.
Selain kebisingan, bau tidak sedap juga menjadi masalah lain. Hewan-hewan liar sering kali membutuhkan perawatan khusus terkait kebersihan, dan jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan bau yang mengganggu lingkungan. Satwa liar seperti mamalia besar membutuhkan kandang yang luas dan bersih, yang jika tidak terpenuhi akan menyebabkan penumpukan kotoran dan menciptakan lingkungan yang tidak higienis.
4. Biaya Pemeliharaan yang Tinggi
Memelihara satwa liar tidaklah murah. Selain biaya awal untuk membeli hewan tersebut (yang sering kali didapatkan secara ilegal), teman-teman juga harus mempertimbangkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit. Satwa liar membutuhkan makanan khusus, perawatan medis rutin, serta kandang yang sesuai dengan habitat aslinya. Pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan secara berkala juga membutuhkan biaya besar.
Misalnya, hewan seperti reptil atau burung besar memerlukan pakan yang berbeda dari hewan peliharaan biasa. Belum lagi, kandang yang diperlukan harus sesuai dengan ukuran dan kebutuhan spesifik satwa tersebut. Banyak orang akhirnya tidak sanggup menanggung biaya ini, yang pada akhirnya membuat satwa tersebut tidak dirawat dengan baik atau bahkan dibuang begitu saja.
5. Dampak Terhadap Kelestarian Hutan dan Ekosistem
Alasan lain mengapa memelihara satwa liar yang dilindungi tidak diperbolehkan adalah karena hal ini dapat merusak ekosistem dan masa depan hutan kita. Satwa liar memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam. Mereka berfungsi sebagai penyeimbang populasi hewan lain, membantu dalam regenerasi hutan, serta mendukung kelestarian lingkungan.
Sebagai contoh, beberapa jenis burung dan mamalia membantu menyebarkan biji tumbuhan yang penting untuk pertumbuhan hutan. Tanpa mereka, regenerasi pohon-pohon hutan bisa terganggu. Jika kita mengambil satwa-satwa ini dari habitat aslinya dan menjadikannya hewan peliharaan, kita secara tidak langsung merusak rantai makanan dan proses alami yang terjadi di hutan.
Baca juga: Adu Burung, Ini Perbedaan Burung Elang dan Alap-Alap
Jenis-Jenis Satwa yang Dilindungi di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, Indonesia memiliki daftar panjang satwa yang dilindungi. Berikut adalah beberapa contoh satwa yang masuk dalam kategori ini:
Mamalia
Ada sekitar 70 jenis mamalia yang dilindungi, termasuk beberapa spesies orangutan, badak sumatera, dan gajah. Mamalia-mamalia ini umumnya memiliki habitat yang sangat spesifik dan memerlukan perlindungan ketat dari ancaman perburuan dan perusakan habitat.
Burung (Aves)
Sebanyak 70 jenis burung juga masuk dalam daftar satwa yang dilindungi. Di antaranya adalah burung cenderawasih, elang jawa, dan jalak bali. Burung-burung ini memiliki peran penting dalam ekosistem, terutama dalam hal penyebaran biji tanaman dan pengendalian populasi serangga.
Reptilia
Ada 30 jenis reptil yang dilindungi, termasuk beberapa jenis penyu laut dan buaya. Reptil memainkan peran penting dalam rantai makanan dan keseimbangan ekosistem perairan maupun daratan.
Insecta
Sebanyak 18 jenis serangga juga dilindungi. Meskipun sering kali dianggap sebagai hewan kecil yang tidak terlalu berpengaruh, serangga sebenarnya memiliki peran besar dalam penyerbukan tanaman dan menjaga kesuburan tanah.
Pisces dan Bivalvia
Sebanyak 7 jenis ikan dan 13 jenis kerang masuk dalam daftar satwa yang dilindungi. Hewan-hewan ini memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan perairan Indonesia.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Melindungi satwa-satwa ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai masyarakat. Kesadaran akan pentingnya menjaga keberadaan satwa liar dan habitatnya harus terus ditingkatkan. Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari dampak dari memelihara satwa liar atau mendukung perdagangan satwa ilegal.
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah tidak membeli atau memelihara satwa liar, terutama yang dilindungi. Selain itu, kita juga bisa membantu dengan menyebarkan informasi tentang pentingnya menjaga kelestarian satwa dan hutan kepada teman-teman kita.
Teman-teman, dengan menjaga alam dan satwa liar, kita tidak hanya melestarikan keanekaragaman hayati, tetapi juga menjaga masa depan bumi. Mari bersama-sama kita lindungi satwa-satwa yang dilindungi dan biarkan mereka hidup bebas di habitat aslinya!