Projusticia.id - Hai teman-teman Projusticia.id! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang semakin relevan di tengah isu perubahan iklim dan krisis energi global: bagaimana kita bisa meningkatkan efisiensi energi bangunan yang sudah ada. Isu ini tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga untuk menciptakan kota yang lebih hijau dan hemat energi. Yuk, kita telusuri lebih lanjut!
Dampak Lingkungan dari Bangunan Perkotaan
Kita semua tahu bahwa pembangunan kota sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial. Namun, bangunan di perkotaan juga menyumbang secara signifikan terhadap perubahan iklim. Menurut data dari Energy Information Administration (EIA), bangunan komersial di Amerika Serikat saja menggunakan 6,8 triliun British thermal units (BTU) energi pada tahun 2018, dengan 72% dari konsumsi energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil.
Sebagian besar energi ini digunakan untuk pemanasan ruangan, ventilasi, dan pencahayaan. Aktivitas-aktivitas ini menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana, dan nitrous oxide, yang memperburuk pemanasan global. Kota-kota juga sering menyerap panas dari bangunan, menciptakan fenomena urban heat island yang menurunkan kualitas udara dan berdampak pada kesehatan masyarakat.
Kenapa Bangunan Lama Perlu Dipertimbangkan?
Kebanyakan pembahasan terkait pengurangan konsumsi energi lebih sering mengarah pada pembangunan gedung baru yang ramah lingkungan. Memang benar bahwa bangunan baru bisa dirancang agar lebih hemat energi sejak awal. Namun, jangan lupa bahwa ada banyak bangunan lama yang masih berdiri, dan mereka pun membutuhkan perhatian. Mengapa?
Karena dengan melakukan retrofitting atau peningkatan efisiensi energi pada bangunan yang sudah ada, kita bisa membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Efisiensi Energi Bangunan?
Nah, untuk teman-teman yang penasaran, berikut beberapa cara yang bisa diterapkan dalam meningkatkan efisiensi energi pada bangunan lama:
1. Melakukan Audit Energi
Langkah pertama adalah melakukan audit energi. Dengan bantuan auditor energi bersertifikat, manajer properti bisa mengevaluasi konsumsi energi bangunan dan menemukan area yang memerlukan perbaikan. Hasil audit ini bisa memberikan rekomendasi mulai dari perbaikan kecil hingga solusi jangka panjang, mencakup pencahayaan, pemanas, pendingin, dan isolasi.
2. Mengganti Lampu dengan Lampu LED
Salah satu perubahan paling sederhana dan hemat biaya yang bisa dilakukan adalah mengganti lampu biasa dengan lampu LED. Lampu LED menggunakan 75% lebih sedikit energi dibandingkan dengan lampu pijar biasa dan memiliki umur pakai 25 kali lebih lama. Selain itu, lampu LED juga menghasilkan panas yang lebih sedikit, sehingga membuat ruangan lebih nyaman.
3. Memperbarui Sistem HVAC
Pemanasan, ventilasi, dan pendinginan (HVAC) adalah salah satu penyumbang konsumsi energi terbesar di bangunan. Mengganti sistem HVAC dengan yang lebih efisien, misalnya menggunakan unit HVAC yang bersertifikat Energy Star, bisa meningkatkan efisiensi energi hingga 6%. Dengan ukuran unit yang tepat, pemakaian energi dapat dikurangi, masa pakai peralatan diperpanjang, dan polusi pun berkurang.
4. Meningkatkan Kinerja Termal
Pemilik properti bisa fokus pada peningkatan kinerja termal bangunan, misalnya dengan memperbaiki penyegelan jendela dan pintu serta menambah insulasi. Langkah-langkah ini akan membantu menjaga suhu udara dalam ruangan tetap nyaman, baik di musim panas maupun dingin. Mengganti jendela lama dengan jendela hemat energi juga merupakan cara efektif untuk mengurangi konsumsi energi. Jendela baru biasanya memiliki lapisan khusus yang bisa memantulkan sinar matahari dan mengurangi aliran panas.
5. Memasang Fitur Penghemat Air
Selain energi, bangunan komersial juga bisa menghemat air dengan memasang peralatan penghemat air di kamar mandi, seperti toilet bersertifikat WaterSense yang hanya menggunakan 1,28 galon air per flush, 20% lebih sedikit dibandingkan standar nasional. Penghematan air juga bisa dilakukan dengan memasang keran aliran rendah atau keran sensor.
Pada sektor luar bangunan, penggunaan sensor hujan atau pemanenan air hujan untuk irigasi juga bisa membantu menghemat air. Dengan sistem pemantauan air pintar, pemilik properti bisa melacak penggunaan air dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi.
6. Memanfaatkan Energi Terbarukan
Penggunaan energi terbarukan seperti panel surya di atap atau turbin angin juga bisa membantu bangunan beroperasi dengan energi bersih. Dengan memanfaatkan sumber daya alam ini, bangunan bisa mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik yang sebagian besar masih menggunakan bahan bakar fosil.
Baca juga: Inovasi Genetika untuk Kurangi Emisi Metana dari Sapi: Langkah Baru dalam Menjaga Lingkungan
Tantangan dalam Penerapan Retrofitting
Meskipun solusi-solusi ini terdengar sangat efektif, penerapannya tentu tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah biaya. Banyak pemilik bangunan atau pengelola bisnis mungkin ragu untuk berinvestasi dalam teknologi hemat energi karena biaya awal yang tinggi. Namun, di banyak negara, ada insentif dan potongan pajak yang bisa dimanfaatkan jika bangunan berhasil mengurangi konsumsi energinya hingga 25%. Ini bisa membantu meringankan beban biaya investasi awal.
Selain itu, ada juga tantangan lain terkait dengan ukuran dan lokasi bangunan. Misalnya, beberapa bangunan mungkin tidak memiliki akses yang cukup untuk instalasi panel surya atau turbin angin. Kendala teknis seperti ini perlu diperhitungkan dengan matang sebelum melakukan renovasi besar-besaran.
Kesimpulan: Menuju Lingkungan yang Lebih Sehat
Mengurangi emisi karbon dari bangunan yang sudah ada sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia dan bumi. Dengan melakukan retrofitting dan meningkatkan efisiensi energi, bangunan dapat mengurangi konsumsi energi, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan membuat lingkungan sekitar menjadi lebih nyaman dan ramah lingkungan. Semua ini pada akhirnya akan membantu kita mencapai tujuan keberlanjutan global dan mencegah dampak lebih lanjut dari perubahan iklim.
Jadi, teman-teman, jangan anggap remeh peran bangunan dalam krisis energi global. Dengan sedikit usaha, kita bisa membuat perubahan besar. Mari terus berkomitmen untuk menjaga lingkungan kita!
Bagaimana teman-teman? Apakah tertarik untuk memulai perubahan dari sekarang? Yuk, sebarkan kesadaran ini, dan bersama-sama kita bangun masa depan yang lebih hijau!